Kelas : 4ID05
NPM : 33416161
Aspek keuangan
Contoh biaya produksi dapat ditentukan
nominalnya dengan memperhatikan beberapa unsur-unsur dari biaya produksi
tersebut. 3 Unsur-unsur tersebut seperti:
- Biaya material langsung, biaya bahan baku yang bersentuhan langsung dengan produksi. Seperti biji kopi, air, gula untuk menjadi sebuah kopi, merupakan biaya material langsung
- Biaya tenaga kerja langsung, merupakan biaya untuk asuransi, tunjangan dan upah kepada pegawai yang terlibat dalam proses produksi
- Biaya overhead pabrik, merupakan biaya secara tidak langsung yang berkaitan dengan aktifitas pabrik dalam memproduksi suatu produk. BOP ini meliputi biaya material tidak langsung dan biaya kerja tidak langsung.
Pengertian Biaya
Biaya adalah suatu pengorbanan atau juga
pengeluaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau juga peorangan yang bertujuan
ialah untuk dapat memperoleh manfaat lebih dari aktivitas yang dilakukan itu
Unsur – Unsur Biaya
Biaya memiliki unsur-unsur pokok
sebagai berikut :
1 .
Biaya merupakan sumber ekonomi
2 .
Diukur dalam satuan uang
3 .
Yang telah terjadi atau yang akan
terjadi
4 .
Dan berguna untuk tujuan tertentu
Fungsi Dan Manfaat Biaya
Fungsi dari biaya adalah mengukur
pengorbanan nilai masukan tersebut,guna menghasilkan informasi bagi manajemen.
Dan Manfaat dari biaya adalah untuk mengukur apakah kegiatan usahanya
menghasilkan laba atau sisa hasil usaha.
Biaya pembuatan produk
Biaya Produksi menjadi
salah satu unsur yang cukup penting dalam pelaporan keuangan perusahaan. Biaya
Produksi atau Kos Produksi (Cost of Production) adalah biaya yang
timbul dari suatu proses produksi perusahaan manufaktur dalam membuat barang
atau jasa yang akan dijual. Biaya Produksi juga biasa dikenal dengan istilah
Kos Manufaktur (Manufacturing Cost). Dalam dunia Akuntansi Biaya,
biaya produksi merupakan salah satu komponen dalam Laporan Laba Rugi (Income
Statement).
Unsur
biaya produksi
Biaya Material Langsung (Direct
Ma terial)
Biaya Material Langsung
merupakan biaya bahan baku yang bersentuhan langsung dengan produk yang akan
diproduksi dan nominal yang timbul cenderung mudah ditelusuri. Contoh kecilnya
dalam suatu produk kopi di kafe-kafe, harga beli komposisi utama produk
tersebut seperti biji kopi, air, gula dan bahan lainnya bisa dikategorikan
sebagai Biaya Material Langsung.
Biaya
Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
Biaya Tenaga Kerja Langsung
adalah upah, tunjangan dan asuransi yang dibayarkan kepada pegawai yang
terlibat langsung dalam jalannya proses produksi barang. Misalnya, pegawai di
bagian perakitan produk atau yang mengoperasikan mesin untuk membuat produk.
Biaya Overhead Pabrik
(Manufacturing Overhead)
Biaya Overhead Pabrik
(BOP) adalah biaya yang secara tidak langsung berkaitan dengan aktivitas pabrik
dan terjadi ketika memproduksi suatu produk. Biaya overhead pabrik
meliputi:
1. Bahan
Material Tidak Langsung (Indirect Material)
Bahan tidak langsung adalah
bahan yang digunakan dalam proses produksi namun cenderung sulit untuk dilacak
nominalnya. Contoh seperti lem, minyak, cairan pembersih dan lain sebagainya
diklasifikasikan sebagai bahan tidak langsung karena biaya barang-barang
tersebut cenderung sulit untuk dilacak dalam suatu proses produksi.
2. Tenaga
Kerja Tidak Langsung (Indirect Labor)
Tenaga kerja tidak langsung
adalah tenaga kerja pegawai yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi.
Contoh petugas keamanan, pengawas dan supervisor quality control di
pabrik. Upah dan tunjangan mereka akan diklasifikasikan sebagai biaya tenaga
kerja tidak langsung.
3.
Biaya Overhead Lain
Biaya utilitas pabrik, sewa
gedung dan tanah, depresiasi mesin dan asuransi.
Harga Pokok Standar
Harga pokok standar adalah biaya-biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
memproduksi satu unit produk jadi.
Dengan adanya biaya standard (harga pokok stadar) maka dapat dianalisis
penyebab terjadinya penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang
sesungguhnya.
Manfaat Harga Pokok Standar
Perencanaan
dan penyusunan anggaran, Pembuatan keputusan tentang harga jual produk,
strategi pengembangan produk dan lain sebagainya, Pengendalian biaya. Menilai
hasil pelaksanaan, Meningkatkan kesadaran akan pentingnya penghematan biaya, Menerapkan
Management by objective (MBO), Membebankan biaya yang telah dikeluarkan ke
produk selesai dan persediaan produk dalam proses, Menekan biaya administrasi
dengan menyederhanakan prosedur akuntansi, Menyajikan laporan biaya dengan cepat.
Kelemahan biaya standar
Tingkat
keketatan atau kelonggaran standar tidak dapat dihitung dengan tepat. Meskipun
telah ditetapkan dengan jelas jenis standar apa yang dibutuhkan oleh
perusahaan, tetapi tidak ada jaminan bahwa standar telah ditetapkan dalam
perusahaan secara keseluruhan dengan keketatan atau kelonggaran yang relative
sama.
Penentuan Harga
Ada 4 kategori dalam penetapan harga berdasarkan
biaya, yakni:
1. Cost-Plus Pricing Method – yaitu
penetapan harga jual per unit berdasarkan jumlah biaya per unit ditambah jumlah
tertentu sebagai laba atau margin (harga jual = biaya total + laba)
2. Mark–up Pricing –
yaitu penetapan harga yang sering digunakan oleh pedagang perantara atau reseller/dropshipper dengan
menambahkan harga beli dengan sejumlah laba tertentu (harga jual = harga beli +
laba/markup)
3. Fixed Fee Pricing – yakni
penetapan harga berdasarkan jumlah biaya yang dikeluarkan oleh produsen produk
tersebut ditambah sejumlah fee yang telah disepakati, jadi
laba yang diperoleh tidak mempengaruhi harga jual barang
4. Target Pricing – yakni penetapan harga
yang dilakukan berdasarkan tingkat pengembalian investasi (ROI) sesuai dengan
target yang diinginkan.
5. Strategi Penetapan Harga Berdasarkan Kebutuhan/Keinginan
Strategi Penetapan Harga
Berdasarkan Kebutuhan/Keinginan
Strategi ini lebih mengutamakan kondisi ataupun
kebutuhan konsumen. Strategi ini memungkinkan adanya perbedaan harga meskipun
produknya sama, akibat beberapa faktor tertentu seperti letak geografis, waktu,
dan sebagainya. Ada 2 macam kategori dalam strategi ini, yakni:
1.
Price Sensitivity
Meter (PSM) – yakni
strategi penetapan harga yang dilakukan dengan tujuan untuk melakukan
pendekatan terhadap kebutuhan/permintaan konsumen. Metode ini didasari persepsi
konsumen terhadap nilai/value produk yang diterima, apakah
sebanding atau tidak. Untuk mengetahui apakah value suatu
produk dapat diterima oleh konsumen, Anda bisa mengukurnya dengan PSM.
2.
Diskriminasi Harga – yakni
kebijakan untuk menentukan harga jual yang berbeda-beda untuk satu jenis produk
yang sama dalam satu segmen pasar. Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi
diskriminasi harga misalnya wilayah, konsumen, waktu, kualitas, dan bentuk
produk.
Strategi Penetapan Harga
Berdasarkan Persaingan
Strategi ini menyoroti harga produk sejenis yang
dikeluarkan oleh industri pesaing Anda. Ada dua metode yang bisa digunakan,
yakni:
1. Perceived Value
Fixing – yakni penetapan harga
jual berdasarkan harga jual rata-rata produk sejenis.
2. Sealed Bid Pricing – yakni penetapan harga jual berdasarkan penawaran yang diajukan oleh
pesaing.
Daftar Pustaka:
https://www.jurnal.id/id/blog/biaya-produksi-cost-of-production-dalam-pelaporan-keuangan-perusahaan/